Thursday, June 14, 2007

200 Tahun Tambora Meletus Bisa Jadi Promosi Pariwisata




MATARAM, RABU - Peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora (2.821 m) di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang jatuh pada tahun 2015 bisa dijadikan ajang promosi pariwisata, karena letusan dahsyat gunung tersebut telah menjadi catatan sejarah dunia mengingat dampaknya sangat besar hingga sampai ke Eropa.
Gubernur NTB, H. Lalu Serinata seusai pembukaan Rapat Koordinasi Pemasaran Pariwisata NTB di Mataram, Rabu (8/11), mengatakan peristiwa meletusnya Gunung Tambora April 1815 telah masuk dalam catatan sejarah dunia dan bisa dijadikan ajang promosi pariwisata sekaligus daya tarik wisatawan berskala dunia.
Letusannya yang sangat dahsyat dan mengubur tiga kesultanan yakni Kesultanan Tambora, Pekat dan Sanggar yang kini masuk wilayah Kabupaten Dompu dan Bima itu menewaskan sekitar 93.000 jiwa atau hampir seluruh penduduk tiga kesultanan tersebut.
Gubernur mengatakan, dampak letusan Gunung Tambora tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Pulau Sumbawa dan NTB umumnya saat itu, tetapi juga dirasakan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Madura gelap gulita tertutup debu dari letusan gunung tersebut. Bahkan di negara-negara Eropa saat meletusnya Gunung Tambora tidak kelihatan matahari, sehingga bahan makanan termasuk buah-buahan rusak dan busuk yang mengakibatkan terjadinya kelaparan.
"Kendati peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora masih lama, yakni sekitar sembilan tahun mendatang, namun berbagai persiapan mulai dilakukan antara lain diadakan seminar di pusat dan berbagai kegiatan lainnya yang akan terus digelar sampai acara puncak tahun 2015," ujarnya.
Selain itu, ekskavasi atau penggalian dan penemuan bekas tiga kesultanan yang terkubur akibat letusan Gunung Tambora juga sudah dibuat dalam bentuk CD. Sejumlah pakar datang dan meneliti dampak letusan Gunung Tambora tersebut terutama untuk mengungkap berbagai hal yang berkaitan dengan dampak letusan gunung tersebut.
Bahkan pada tahun 2004, tim ahli dari Amerika Serikat bersama Discovery Channel melakukan ekskavasi yang ditindaklanjuti oleh para pakar dari Indonesia berhasil menemukan bekas rumah, kerangka manusia dan berbagai perabotan rumah tangga termasuk keramik di situs Tambora.
Menurut Serinata, kaldera bekas letusan Gunung Tambora yang luasnya mencapai tujuh kilometer tersebut bisa dijadikan obyek wisata internasional. Potensi wisata itu perlu dipromosikan agar situs Tambora semakin dikenal dunia internasional.
Berkaitan dengan peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora dilakukan berbagai tahapan persiapan, rangkaian kegiatan dimulai pada tahun 2006 dan puncaknya tahun 2015.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Pasar, Ditjen Pemasaran, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Syamsul Lusa, mengatakan geowisata Situs Tambora cukup potensial dijual sebagai daya tarik wisata, karena itu merupakan obyek wisata yang langka di dunia.
"Karena itu pemerintah pusat mendukung rencana peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora, karena kalau situs tersebut bisa digali maka akan menjadi obyek wisata dunia yang akan banyak menarik minat wisatawan berkunjung ke NTB," ungkapnya.
Karena itu, lanjut Syamsul, Geowisata Situs Tambora perlu dijaga kelestariannya terutama pada lokasi-lokasi yang sudah digali agar benda-benda yang ada sekarang tidak sampai hilang dan rusak.

No comments: