Tuesday, October 02, 2007

Berburu Lailatulqadar

”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izinTuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S. Al-Qadr:1-5)

BEGITU besar kasih yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Lihatlah kita, manusia, sebagai hamba-Nya dengan tabiat yang sering jatuh bangun dalam lumpur dosa. Namun Allah senantiasa mengasihi dengan memberi kita kemudahan-kemudahan untuk menyucikan diri dari karat-karat dosa dan kemaksiatan. Tak bisa dibayangkan, sebesar apa noda hitam kemaksiatan itu tergores dalam hati, apabila Allah tidak melimpahkan ampunan-Nya yang Mahaluas.

Ramadan merupakan salah satu sarana yang Allah berikan kepada kita untuk memperoleh ampunan-Nya. Banyak sekali kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada hambanya melalui Ramadan ini, sehingga wajar kalau Rasulullah mengekspresikan keutamaan Ramadan dengan sabdanya, "Apabila umat ini tahu apa yang ada dalam Ramadan, niscaya mereka akan mengharapkan hal itu selama satu tahun penuh." (H.R. Tabrani).

Bahkan salah satu malam yang diselimuti keberkahan hanya terdapat pada salah satu malam pada bulan Ramadan. Betapa agungnya Ramadan sehingga tak ada selainnya yang mendapatkan malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatulqadar, niscaya diampuni dosa-dosanya yang sudah lewat.” (H.R. Bukhari-Muslim).

Banyak penjelasan Rasulullah saw. yang sampai pada kita tentang keutamaan-keutamaan malam yang penuh berkah ini. Sebagai malam yang terbaik dan paling berkah di antara malam yang ada, di dalamnya Allah telah menjanjikan kepada hamba-Nya yang ikhlas dan berharap untuk mendapatkan perlindungan-Nya pada hari akhir, akan melipatgandakan sampai seribu bulan untuk amalan-amalan kebaikan yang dilakukan pada malam itu.

Banyak sekali hadis yang menerangkan bahwa kaum Muslim hendaklah mencari lailatulqadar di antara tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan (H.R. Bukhari) atau tujuh malam terakhir bulan itu (H.R. Bukhari). Tampaknya bagi kita tidak menjadi soal kapan lailatulqadar itu didatangkan, tetapi yang penting adalah menjemput kedatangannya pada setiap waktu dan mempersiapkan diri untuk itu. Mungkin lebih baik jika kita pusatkan perhatian pada kesiapan mental, kejernihan hati, ketulusan jiwa, keadilan pikiran, kepenuhan iman kita, serta totalitas iman dan kepasrahan jiwa kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Oleh karena itulah, Ramadan dengan lailatulqadar-nya sebagai satu media yang bisa mengantarkan kita pada kesucian. Adalah sangat disunahkan bagi kita untuk berusaha memperolehnya dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan yang baik. Rasulullah suatu ketika bersabda, "Barangsiapa beramal pada malam lailatulqadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka terampunilah dosa-dosanya yang telah lalu." Tidak berlebihan memang kalau Allah menamainya sebagai malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan.

Tentu alangkah sombongnya manusia yang sangat membutuhkan pengampunan dari Allah atas perbuatan-perbuatan mereka yang banyak menyimpang, apabila mereka menyia-nyiakan kesempatan emas yang belum tentu akan mereka dapatkan pada masa-masa yang akan datang. Siapa yang bisa menjamin bahwa usia kita akan sampai Ramadan tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu, merupakan keharusan yang tidak bisa tidak bagi kita, untuk mengejarnya sehingga janji-janji Allah yang telah ditaburkan-Nya itu benar-benar bisa kita dapatkan.

Berangkat dari sini, kita bisa menyikapinya dengan senantiasa mengoptimalkan ibadah kita pada sepuluh malam terakhir dalam bulan yang penuh rahmat ini. Dengan begitu, kita tidak khawatir akan terlepas dari malam lailatulqadar, karena kita mencarinya hanya pada malam-malam tertentu.

Kemudian setelah paparan di atas, kita sebagai hamba Allah yang benar-benar memahami kebenaran kekuasaan-Nya sadar bahwa usaha kita dalam mencari lailatulqadar ini adalah untuk membuktikan dan merealisasikan penghambaan kita kepada Allah SWT, sehingga hal itu mengingatkan kita, seharusnyalah kita bersama-sama mendekatkan diri kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Semoga Allah Yang Mahaagung memberi kesempatan kepada kita untuk mengecap, menikmati, dan melampaui malam lailatulqadar pada bulan Ramadan ini dengan kesungguhan beribadah dan keikhlasan hati. Wallahu a'lam.***

Penulis, pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

No comments: